SEJARAH BETHLEHEM : KISAH PENEBUSAN DI LADANG TUAIAN
Pada Blog sebelumnya kita telah mengetahui bahwa Allah memberkati Naomi dan Rut sehingga mereka telah mendapatkan supply makanan yang cukup untuk setahun ke depan melalui hasil Rut memungut di ladang Boaz. Kita akan lanjutkan dengan pasal 3 ayat 1 – 5 :
Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya:”Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?. Maka sekarang, bukankah Boaz, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Makai a akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kau lakukan. Lalu kata Rut kepadanya:”Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.”
Setelah melihat kebaikan yang ditunjukkan oleh Boaz kepada Rut dan kemungkinan besar Rut menceritakan semua perkataan Boaz serta tindakan kebaikan dan kemurahan nya kepada Rut, maka Naomi mulai melihat adanya kemungkinan yang bagus, yaitu untuk mencari perlindungan dan kebahagiaan jangka panjang bagi Rut, menantunya yang telah begitu baik hati, setia kepadanya. Di zaman itu, jika seorang janda bisa menikah lagi, maka dia akan berada di bawah perlindungan suaminya yang juga akan menyediakan dan mencukupi hidupnya. Maka Naomi berusaha untuk menjodohkan Rut dengan Boaz, dan ini sangat wajar pada zaman itu, di mana pernikahan yang di atur adalah budaya normal. Tetapi mengapa Boaz? Tidak lain karena Boaz adalah salah satu sanak dekat Elimelek, ini sesuai dengan hukum pernikahan imamat seperti yang ada di dalam kitab Ulangan 25 : 5 – 6 :
Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang daripada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah istri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi istrinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
Maka Naomi ingin agar Rut menghampiri Boaz dan meminta pernikahan atas dasar hukum imamat yang berlaku di masyarakat Israel pada saat itu. Maka Naomi menyuruh Rut untuk mandi setelah seharian di ladang, dan berurap yang berarti memakai parfum / minyak wangi alias berdandan. Maka Rut menuruti nasehat ibu mertuanya. Ayat 6 – 9 berbunyi :
“Sesudah itu pergilah ia ke tempat pengirikan dan dilakukannya tepat seperti yang diperintahkan mertuanya kepadanya. Setelah Boaz habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boaz dan berbaringlah ia di situ. Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya. Bertanyalah ia: “Siapakah engkau ini?” Jawabnya:”Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.”
Pada zaman itu, pada saat pengirikan yaitu saat memisahkan gandum dan jelai dari hasil tuaian, biasanya pekerjaan ini dilakukan sampai larut malam di suatu tempat yang luas. Beberapa pekerja akan tidur di tempat pengirikan itu untuk menjaga agar hasil pengirikan mereka tidak dicuri orang lain. Dan masa itu juga merupakan masa yang gembira bagi para pekerja maupun pemilik ladang karena tuaian yang merupakan hasil nyata musim yang sukses bagi mereka. Maka Boaz kemungkinan besar tidur di ladang setelah bekerja seharian dan setelah makan minum, hatinya gembira. Maka tidurlah dia. Adapun Boaz pada saat ini usianya terpaut jauh dari Rut, walaupun kita tidak tahu persis berapa jauh, tapi cukup jauh sampai Boaz di pasal 2 ayat 8 menyebut Rut sebagai anaknya. Setidaknya 1 generasi bedanya. Boaz pada saat ini antara telah menjadi duda atau kemungkinan besar belum pernah menikah. Ada pun yang Rut lakukan adalah membaringkan diri di kaki Boaz dan sesuai adat masa itu melambangkan kesediaan Rut untuk menikahi Boaz. Tindakan menyingkapkan selimut dari kaki Boaz adalah untuk secara lembut membangunkan Boaz melalui angin malam agar ada pembicaraan di antara mereka berdua. Lalu tengah malam Boaz terbangun dan menyadari ada seorang perempuan berbaring di kakinya. Lalu terjadilah percakapan di antara mereka. Boaz bertanya identitas perempuan yang dia tidak tahu karena gelapnya malam dan Rut mengidentifikasi dirinya serta meminta Boaz untuk mengembangkan kain nya atau sayapnya untuk melindungi Rut. Perkataan ini sesuai dengan kata-kata Boaz kepada Rut di pasal 2 ayat 2 dimana Boaz berkata :
“TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.”
Dengan kata lain, Rut mengulangi perkataan Boaz kepadanya dan meminta Boaz menjadi saluran berkat dari TUHAN, Allah Israel yang di bawah sayap-Nya Rut telah datang ke Bethlehem, dengan cara meminta Boaz untuk memenuhi kewajiban sebagai penebus untuk menebus nya sesuai hukum perkawinan ipar saat itu. Jadi yang di minta oleh Rut kepada Boaz adalah sesuatu yang baik, sesuai hukum adat dan tindakan penuh iman, karena itu maka kita melihat respon Boaz yang sangat positif sekali :
“Lalu katanya :”Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi daripada yang pertama kali itu. Karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. Oleh sebab itu, anakku, jangan takut, sebab yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan baik-baik. Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus yang lebih dekat daripadaku. Tinggallah di sini mala mini dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus, tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.”
Alkitab tidak menuliskan nama sanak yang lebih dekat daripada Boaz, namun jelas bahwa Boaz mengetahui siapakah orang ini dan sesuai adat, dialah yang punya hak paling pertama untuk menebus semua properti Elimelek serta Rut dan Naomi. Boaz memuji Rut karena Rut tidak mengejar anak muda yang akan lebih lama bisa hidup bersama nya. Dan Boaz di ayat 11 memuji Rut sebagai perempuan baik-baik. Kata “perempuan baik-baik” ini sebetulnya dalam Bahasa Ibrani adalah “eset hayil”, lebih cocok diterjemahkan menjadi wanita yang berharga, Kata ini lah yang dipakai di Amsal 12: 4 dan 31:10 untuk sebutan istri yang cakap.
Kita bisa melihat sejauh kisah ini bahwa Rut walaupun hanya seorang janda dari Moab, namun ia baik, setia dan patuh kepada Naomi. Rut juga melakukan sesuai dengan ajaran hukum taurat yang berlaku pada saat itu. Ia tidak meminta yang bukan-bukan. Boaz juga adalah seorang yang berkarakter mulia. Ia berbaik hati dan bermurah hati pada Rut, namun Boaz juga bersedia memenuhi kewajibannya sesuai hukum yang berlaku dengan mengikuti adat saat itu untuk menemui sanak yang lebih dekat. Boaz juga seorang yang bijak, dimana ia tidak melakukan apa yang salah dan sembrono, namun ia meminta Rut untuk tinggal di dekatnya tidur sampai pagi dan dia sendiri bangun pagi-pagi agar tidak ada gossip yang bukan-bukan akibat di lihat orang lain.
Lalu ayat 14 – 18 melanjutkan kisah ini :
Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boaz :”Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perepmpuan datang ke tempat pengirikan.” Lagi katanya:”Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu.” Lalu ditadahkannyalah selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu, pergilah Boaz ke kota. Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu :”Bagaimana, anakku?” Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya. Serta berkata :”Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya:”Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa.” Lalu kata mertuanya itu:”Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.”
Kita melihat bagaimana dari situasi keputusasaan dan masalah hidup yang dihadapi Naomi dan Rut sekarang telah berkembang lebih jauh. Dari semua ini, kita melihat campur tangan ilahi yang luar biasa. Kalau di kitab Esther, tidak ada nama Tuhan sama sekali, di kitab Rut nama Tuhan muncul 15 kali, ada di setiap pasal 1, 2 dan 3. Penulis kitab Rut ingin menegaskan bahwa TUHAN Allah berada di dalam kisah ini. Dan Dialah yang melihat, merajut dan berkarya di dalam kedaulatan-Nya. Bagaimana pun situasi Naomi dan Rut yang kembali ke Tanah Perjanjian, mereka datang dengan iman dan iman mereka menyelamatkan hidup mereka. Seorang wanita asing seperti Rut yang seharusnya dilarang mendekati Allah Israel ternyata tidak ditolak oleh Tuhan, namun justru karena iman dan pengharapannya untuk berlindung di bawah Sayap Tuhan, Tuhan tidak menolaknya, malah Tuhan memberkati, menuntun dan melindunginya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Nantikan klimaks puncak kisah ini di blog selanjutnya.
Terimakasih telah membaca Blog Holyland kami dan Tuhan memberkati.
KS Ong, Holyland Specialist Team