RENUNGAN NATAL DESEMBER 2020

Matius 1 19.jpg

Shalom Aleikhem semua pengunjung website kami, semua pembaca setia blog Holyland Specialist dan semua saudara saudari yang telah berkunjung ke tanah alkitab bersama kami. Di masa menjelang Natal ini, kami akan membagikan artikel renungan dari kitab Matius dan Lukas untuk mempersiapkan kita semua menyambut hari Natal. Walaupun 25 Desember pastilah bukan hari dan waktu sebenarnya Tuhan Yesus lahir, namun dengan memperingatinya, maka kita punya kesempatan menyuarakan gema kelahiran Juru Selamat dunia. Dan dengan sisi positif ini maka kita boleh menyambut dan merayakan natal, tentu saja tidak mengikuti dunia yang merayakan dengan pesta pora dan hingar bingar sampai memudarkan makna Natal yang sesungguhnya.

Yusuf dan Maria telah bertunangan. Walaupun pesta pernikahan mereka belum dilaksanakan, namun pada saat itu, bertunangan adalah sesuatu yang telah mengikat secara hukum. Biasanya pernikahan akan dilaksanakan kurang lebih satu tahun setelah tanggal pertunangan. Ini untuk memberikan waktu pada kedua belah pihak keluarga yang akan bersatu untuk mempersiapkan pesta maupun rumah atau kamar, perpindahan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menempuh hidup baru bersama.  Para periode persiapan itulah Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung (Matius 1:18). Rasul Matius tidak menuliskan bagaimana Yusuf mengetahui hal itu. Sangat mungkin bahwa Maria memberitahunya Bisakah kita membayangkan betapa terpukulnya Yusuf mengetahui dan menerima berita seperti ini? Namun bagaimana Yusuf meresponi? Yusuf mengetahui dengan pasti bahwa anak yang dikandung itu bukan lah anak kandung nya sebab dia dan maria belum bersama secara intim. Menurut Hukum Taurat, dia berhak untuk membuat hal itu menjadi besar, diketahui semua orang dan dengan demikian mempermalukan Maria. Bukan cuma itu, Maria juga bisa dihukum rajam sampai mati seperti bunyi ayat di Kitab Ulangan 22 : 20 – 21:

Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati--sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

Matius 1 23.jpg

Menghadai pergumulan yang berkecamuk dalam hatinya antara menuntut keadilan, rasa kebencian dan cinta kasih serta belas kasihan pada Maria, Yusuf yang disebut sebagai orang benar / orang yang tulus hatinya akhirnya memilih keputusan untuk bercerai secara diam diam (Matius 1:19) . Tentu saja kejadian ini tidak akan bisa disembunyikan apalagi sewaktu kondisi kehamilan semakin jelas, maka reputasi Yusuf akan di pertanyakan dan menjadi bahan pembicaraan bahkan bahan olok olok di antara masyarakat pada saat itu. Kedatangan Malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi ternyata mengubah keputusan Yusuf. Sang Malaikat memberitahu Yusuf bahwa anak laki laki yang tengah dikandung oleh Maria dan yang akan dia besarkan bersama Maria itu dikandung dari Roh Kudus dan akan menjadi Juru Selamat umat-Nya. Dia juga adalah Immanuel, Allah beserta kita. Sewaktu Yusuf bangun dari tidur, dia mematuhi Firman Tuhan yang disampaikan melalui MalaikatNya. Yusuf orang benar itu memilih untuk meneruskan pertunangan dan menikahi Maria, mempertaruhkan dan menyatukan reputasinya dengan reputasi Maria, merajut hidupnya dengan Maria. Yusuf merendahkan dan melapangkan hatinya untuk memperlakukan Maria penuh dengan belas kasihan dan kasih karunia, sama seperti yang akan dilakukan Yesus yang meninggalkan surga untuk hadir di antara manusia, menebus kita semua dengan kasih karunia dan anugerah Nya yang besar.

Yusuf mengambil Maria menjadi istrinya, namun mereka tidak berhubungan suami istri sampai Maria melahirkan bayi Yesus, dengan demikian mempertahankan keperawanan Maria (Matius 1:25). Maria mengandung Yesus sebagai seorang wanita perawan dan melahirkan nya sebagai seorang perawan atau anak dara. Ini lah yang telah di nubuatkan di Yesaya 7:14. Ketika bayi itu lahir, maka sebagai ayahnya, Yusuf menamai Yesus. Yesus adalah Anak BapaNya yang adalah Allah yang Maha Tinggi (Lukas 1:35), Bapa ini benar dan kudus. Yesus adalah anak Yusuf, anak Daud, bapa jasmaniah Yesus juga adalah orang benar.  Yusuf, orang benar ini menjadi bapa yang benar kepada Nya yang adalah inkarnasi atau kelahiran dari Kebenaran, yang merupakan anak dan tunas Daud yang gilang gemilang, yaitu Yesus.

Momen kelahiran Yesus juga memberikan kepastian yang telah dijanjikan sejak dulu kala, bahkan di tengah situasi kita yang meragukan dan sulit. Semua dari kita harus menghadapi dampak Covid-19  yang sangat tiba tiba datang tahun 2020 ini. Pembatasan Sosial Berskala Besar maupun kecil (lockdown) telah menimbulkan masalah sosial, ekonomi yang menyebabkan tatanan ekonomi, politik, budaya menjadi tidak stabil. Banyak perpecahan dan perdebatan yang muncul di tengah situasi ini, ada kalangan yang menginginkan pembatasan sosial lebih lama demi mengatasi penyebaran virus Covid-19 di masyarakat, namun sebagian kalangan tidak menyambut baik pembatasan ini karena berdampak sangat buruk terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Pemerintah di mana-mana mengalami dilema yang luar biasa antara menjaga mata pencaharian rakyat dan menjaga kesehatan masyarakat, tidak ada pilihan keputusan yang sempurna bagaimana pun itu. Secara pribadi, bisa jadi kita juga mengalami masa sulit terkait dengan kesehatan, keuangan, pekerjaan maupun bisnis serta hubungan kekeluargaan. Namun kisah Natal yang dituliskan berbagai penulis kitab injil, terutama Matius dan Lukas mengingatkan kita untuk berhenti sejenak dan memperdalam kepastian kita akan satu kebenaran yang pasti dan terpercaya.

LUKAS 1 : 32 - 33

LUKAS 1 : 32 - 33

Kitab Lukas memulai kisah Natal dengan Yusuf dan Maria dalam perjalanan ke Bethlehem sesuai dengan perintah sensus yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus. Namun bagi Lukas, ini bukan hanya sekedar sensus, tapi ini merupakan persiapan satu tempat, yaitu Bethlehem untuk memperjelas bahwa bayi nya Maria mewakili rencana penebusan Allah bagi semua umat manusia. Di dalam tulisan kitabnya, Lukas dan Matius sama-sama menuliskan dan menitikberatkan silsilah Yesus dan tempat lahirnya. Di Lukas 1:32 – 33, Malaikat Gabriel memberitakan bahwa Anak yang dikandung Maria akan dikaruniakan tahta Daud, bapa leluhur-Nya dan meraja sampai selama-lamanya, kerajaanNya tidak akan berkesudahan. Ini merupakan penggenapan lanjutan dari 2 Samuel 7:12 – 16. Lukas juga memperkenalkan Yusuf berasal dari keluarga Daud di Lukas 1:27 dan di Lukas 2:3 – 4 Lukas kembali menyebutkan keberangkatan Yusuf ke Bethlehem dengan Maria karena dia berasal dari keluarga dan keturunan Daud. Lukas secara sengaja memulai kisah Natal dengan terperinci menempatkan kejadian di Bethlehem, yang juga merupakan tempat lahirnya seseorang yang akan memerintah Israel (Mikha 5:2). Di dalam semua ini, Lukas secara stabil menempatkan Yesus sebagai Juru Selamat dari keluarga dan keturunan Daud yang memang telah dijanjikan dan dinubuatkan sejak lama untuk menggenapi rencana penebusan Allah bagi umat-Nya.

Dunia mungkin sedang bergoncang di sekitar kita dan akibatnya hidup kita sering goyah dan di ombang ambingkan oleh badai dan topan kehidupan. Namun sewaktu kita menghampiri dan mendekati masa Natal ini, coba kita renungkan bagaimana Allah merajut semua kejadian di dalam sejarah umat manusia untuk menggenapi segala janji-janji yang telah Dia ungkapkan melalui tulisan para nabi-nabiNya. Seperti bagaimana Allah menyiapkan semua faktor mulai dari zaman dan panggung politik sosial dan budaya untuk kelahiran Yesus melalui kekuasaan dan kedaulatan Nya. Allah membawa leluhur Yusuf dan Maria dari Babylonia balik ke tanah Yehuda di Israel di bawah kepemimpinan Zerubbabel. Lalu Allah juga mengatur Yusuf dan Maria untuk berada di kota Nazaret (Lukas 1:26 dan Lukas 2:4). Dan yang lebih mengesankan lagi, Allah juga mengatur dan mempersatukan Yusuf dan Maria dalam ikatan pertunangan dan seperti di atas ketika Yusuf berniat menceraikan Maria, Allah ikut campur dengan mengirimkan MalaikatNya untuk menjelaskan kepada Yusuf dalam mimpi agar Yesus Kristus bisa dilahirkan sebagai pewaris sah terhadap tahta Daud dari kaum Yehuda di bangsa Israel. Allah yang berkuasa, bekerja dan berdaulat sedemikian rinci nya memberi janji, merajut semua nya untuk menggenapi janjiNya membawa Juru Selamat bagi umat-Nya, Allah yang demikian lah yang kita sembah, kita percayai. Dengan Allah yang begitu di dalam hidup kita, maka kita akan beroleh jangkar yang kuat untuk berlabuh, bahwa Allah yang menepati janji-Nya, kepada Allah yang begitulah kita bisa menaruh pengharapan di dalam kehidupan kita, bagaimana pun beratnya badai, topan dan gempa kehidupan yang kita alami, Amin.

Tuhan Memberkati,

KS Ong, Holyland Specialist Team.